Langit pagi di kawasan Sei Jang, Tanjung Pinang, sangat cerah. Pasar Sultan nampak mulai menggeliat. Sejumlah pedang telah menggelar dagangannya. Termasuk Bang Yasir Anshari yang datang jauh dari Ketapang, Kalimantan Barat. Ia datang dengan satu niyat ‘turut menegakkan sunnah muamalah’.
Ya, di Pasar Sultan yang buka setiap Sabtu pagi, sunnah pasar di jalankan. Pedagang bebas jualan tanpa ditarik sewa, tidak ada pajak, dan tidak ada riba. Alat tukar bebas dipilih, sepanjang sesuai syariat Islam. Yang terbaik adalah dinar emas dan dirham perak.
Secara rutin pula Sultan Huzrin Hood menarik dan membagikan zakat Dirham kepada mustahik. Di Pasar Sultan lah para mustahik dapat membelanjakan Dirham mereka.
“Pekan ini Sultan membagikan 30 Dirham,” ujar Mas Ulul Ilmi yang ditugasi sebagai Muhtasib Pasar.
Pasar Sultan berlangsung sejak Pukul 6.30-12.00, menjelang dzuhur.
