Robert Kiyosaki, penulis Seri Best Seller Rich Dad, Poor Dad Menyatakan prediksi terjadinya krisis pasar segera menjadi kenyataan.
Dia mengatakan bahwa krisis yang telah dia jelaskan dalam bukunya pada 2002 Rich Dad’s Prophecy saat ini mulai berlangsung. Masyarakat perlu dipersiapkan perlu bertindak, memiliki dan menggunakan emas dan perak. Pemicu keruntuhan pasar, menurut Kiyosaki, termasuk gelombang penjualan oleh 76 juta pensiunan baby boomer yang membutuhkan dana untuk menutupi biaya hidup dan ledakan ekonomi China.
“Demografi adalah takdir,” katanya.
Generasi baby boomer, yang kini memasuki usia tua, mengalami persoalan dengan tabungan mereka, sejak Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati 0 persen selama lebih dari tujuh tahun. Sementara utang Pemerintah AS melonjak ganda, mencapai sekitar $AS 19 triliun. Bank sentral juga telah melakukan tiga kali “Quantitative Easing”, yang tak lain adalah pencetakan uang kertas terus-menerus dalam jumlah besar, dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman.
“Pertanyaan besarnya adalah apakah kita akan melakukan ‘QE4,'” Kiyosaki mempersoalkan. “Jika kita melakukan, pasar saham memang akan bergairah kembali, tapi itu bukan ilmu roket. Jika kita berhenti mencetak uang, terjadi keruntuhan; jika kita mencetak uang, memang akan bangkit Tapi, pada akhirnya, itu semua akan merosot kembali.”
Ancaman lainnya adalah meledaknya gelembung China. Tingkat utang China telah meledak, akibat industrialisasi dan modernisasi ekonominya. “China telah menggelembung selama 20-an tahun,” kata Kiyosaki.
“Ini telah menopang perekonomian AS secara palsu. Ketika [Cina] berhenti mengimpor, dunia akan runtuh bersama mereka.”
Kiyosaki merekomendasikan agar masyarakat segera memiliki emas atau perak karena bank sentral akan terus mencetak uang kertas, akibat putus asa untuk memicu pertumbuhan. Demikian Kiyosaki menuturkan kepada MarketWatch.
Nah, inilah kesempatan umat Islam kembalimemimpin, dan menyelamatkan keadaan, dengan menggunakan Dinar emas dan Dirham perak. Saat ini juga. Secara bertahap, tetapi rutin.