Arab Saudi dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan bank internasional untuk mulai berutang sebesar 10 miliar dolar AS. Ini gara-gara harga minyak yang terus merosot, membuat negeri ini diambang kebangkrutan.
Reuters melaporkan eksportir minyak terbesar di dunia itu semula hanya mau berutang 8 miliar dolar AS saja, namun Departemen Keuangan Arab Saudi meningkatkan jumlahnya, karena keperluan yang lebih besar. Ini adalah pertama kalinya Saudi mencari utangan ke pasar uang internasional, sejak awal 1990-an ketika Irak menginvasi Kuwait.
Pendapatan minyak negara itu, yang merupakan sumber utama pendapatan mereka, telah turun 23 % tahun lalu. Pinjaman internasional akan membuat membantu Saudi lebih tergantung kepada para pemodal dan bankir asing.
Selanjutnya, bisa dipastikan. Saudi akan lebih jauh lagi masuk ke dalam sistem riba internasional. Saudi akan harus membuka jalan untuk mengeluarkan obligasi internasional.
Merosotnya harga minyak memang telah membuat defisit anggaran Arab Saudi tahun lalu melonjak ke 98 miliar dolar AS. Dan, mengikuti resep system Riba lainnya, Saudi telah memotong belanja publik dan mulai memajaki rakyatnya sendiri, dan menaikkan harga bahan bakar dan energi .
Kebangkrutan adalah akhir sebuah negara yang terus menerapkan system riba. Arab Saudi tidak terkecuali.