Kepada para peserta Seminar Persimpaian Budaya Melayu – Restorasi Ekonomi Melayu, yang dimulai Sabtu, pekan lalu di Tanjung Pinang, Sultan Huzrin Hood mengajak agar umat Islam kembali kepada muamalah cara Rasul SAW.
“Pilihan kita cuma dua. Pertama, mempertahankan sistem Ribawi yang diharamkan Allah subhana wa ta’ala Atau kembali ke Muamalah – perdagangan yang tidak berbasis Riba.” demikian Sultan Huzrin Hood.
Selanjutnya Sultan Huzrin menyatakan bahwa kita harus mulai dari surat al Baqarah ayat 275, ketika Allah menghalalkan perdagangan Riba. Dan Allah juga menyatakan agar manusia tinggalkan Riba.
Dalam Ayat lain perdagangan harus berbasis tiga hal, tijaratun antaridin min kum, mihtlan bi mihtlin dan yadan bi yadin. Dikatan oleh Sultan Huzrin, ekspresi ayat ini telah disimpulkan shaykh Umar Ibrahim Vadillo faqih perdagangan Islam dari Spanyol dalam Lima Pilar Muamalah.
Yang pertama adalah kita harus meninggalkan sistem uang kertas dan perbankan yg intinya sistem Riba dengan Dinar Emas dan Dirham Perak.
Kedua, pasar yang harus bayar dan tidak dapat di akses semua orang diganti dgn Pasar sultan, pasar sunnah tanpa sewa dan Pajak dan dapat di akses semua orang.
Ketiga, produksi berbasis kapital diganti kan dengan produksi berbasis kepintaran, sumber daya lokal dan masyarakat dengan sedikitnya ketergantungan input dari luar .
Keempat, dukungan modal perbankan dihilangkan dikembalikan ke sistem syarikat dan qirad.
Kelima, distribusi kapitalistik diganti dengan karavan dagang milik kelompok rakyat.
“Tapi yang terpenting dr semua itu adalah kita harus kembali bertakwa dalam perdagangan, yakni kita lakukan Muamalah ini karena Allah subhana wa ta’ala dan kita yakin Allah akan memberi kan keberkahan jika kita beriman dan bertakwa,” Sultan Huzrin menandaskan.