Pihak berwenang di Roma baru-baru ini menutup lima masjid di dalam kota. Kaum Muslim pun tak tinggal diam. Ribuan orang menghadiri salat Jumat pekan lau, di luar Colosseum, yang merupakan ikon di Roma, untuk memprotes penutupan masjid tersebut.
Sejumlah masjid kecil telah ditutup oleh pihak berwenang dengan dalih anak-anak akan menjadi radikal. Italia memang tidak mengakui Islam sebagai agama resmi.
Umat Islam yang kebanyakan datang dari Afrika Utara dan Asia Selatan merasa didiskriminasi atas dasar kedua ras dan agama. Protes Colosseum ini digerakkan oleh Muslim asal Bangladesh, yang menolak bahwa tempat ibadah Muslim di Roma telah dicap ilegal oleh pihak berwenang.
Padahal kini semakin banyak pula mualaf dari warga Italia sendiri.
Francesco Tieri, seorang mualaf yang bertindak sebagai koordinator dalam aksi tersebut, mengatakan: “Kami merasa orang menunjuk jari pada kami. Tidak ada kemauan politik untuk mengakui bahwa kita di sini dan bahwa kita adalah masyarakat yang damai,” ujarnya. “Kami terpaksa menyewa tempat untuk sholat – yang bagi kami seperti menghirup udara. Jika kita tidak dapat melakukannya, kita mati,” tambahnya. Umat Islam di Italia juga masih haru smenghadapi tentangan kuat dari sejumlah partai. Namun, keteguhan taqwa mereka, tak menggoyahkan iman mereka.
