- Para bankir di Australia tampaknya akan mengikuti segera jejak rekan mereka di Venezuela dan India dengan menghapuskan uang kertas berdenominasi tertinggi. Dalam hal ini 100 dolar Australia akan segera dinyatakan tidak laku. Alasannya, sama saja, untuk mengurangi dan menindak “ekonomi hitam”. Alasan sesungguhnya, tentu saja, meningkatkan kontrol atas warga melalui penguasaan harta mereka secara digital. Dan, dengan itu, memudahkan pengejaran pajak.
Berbicara kepada radio ABC, Rabu, Menteri Keuangan dan Pajak, Kelly O’Dwyer, mengatakan kertas “bernilai” $ 100 akan dinyatakan tak laku, guna membatasi pembayaran tunai. Konon, perekonomian illegal versi bankir itu, mencapai 1,5 persen PDB Australia.
O’Dwyer mengatakan kepada ABC akibat ekonomi gelap itu tidak hanya pendapatan pajak yang hilang, tapi sumber pembiayaan untuk sekolah dan rumah sakit, jadi berkurang.
Saat ini jumlah uang kertas 100 dolar Australia luas beredar, mencapai 300 juta dolar Australia. Bersama kertas 50 dolar Aus mencakup 92 persen dari uang beredar.
Baru-baru ini bankir India menyatakan uang 500 dan 1000 rupee tidak laku. Akibatnya timbul kekacauan dan kepanikan di masyarakat.
Jadi, semakin jelaslah arah para bankir di seluruh dunia ini. Hendak mengendalikan warga sepenuhnya. Karena itu umat Islam harus mulai menyadarinya dan mulai meninggalkan perbankan dan uang fiat. Mulai gunakan Dinar dan Dirham. Sesedikit apa pun, sebagai persiapan, dan pembiasaan.
Allah SWT telah menyatakan perang melawan Riba. Kita sekadar mentaatinya saja.