Keputusan warga Inggris untuk keluar dari Uni Eropa terus mempengaruhi warga negara lain mengikuti hal serupa. Gagasan negara supranasional macam Uni Eropa semakin tidak populer. Kini giliran warga Perancis mulai bergerak mendiskusikan kemungkinan Perancis kelaur dari Uni Eropa.
Marine Le Pen, Ketua Partai Fornt Nasional (National Front), Perancis, menegaskan gagasan keluar dari UE menjadi kebijakan partainya.
“Frexit akan menjadi bagian dari kebijakan saya,” katanya dalam sebuah wawancara dengan media Yunani, Dimokratia.
“Orang-orang harus memiliki kesempatan untuk memilih pembebasan dari perbudakan dan pemerasan yang dikenakan oleh teknokrat di Brussels untuk mengembalikan kedaulatan ke negara itu,” ujarnya lagi.
Le Pen adalah pemimpin partai yang konservatif, nasionalistik, dan antiimigran. Le Pen juga menyerukan hubungan yang lebih erat dengan Rusia dan mengecam perluasan NATO ke Eropa Timur.
Le Pen mengatakan bahwa dia akan menarik Perancis dari NATO, jika terpilih sebagai Presiden Perancis.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research Center pada bulan Juni 2016, sebelum referendum penetuan keanggotaan Inggris Raya Uni Eropa, pada tahun 2016, diperoleh data warga Prancis sebanyak 61% memiliki pandangan yang tidak menguntungkan tentang Uni Eropa. Namun, ketika ditanya tentang kemungkinan aktual keluar dari Uni Eropa, sebanyak 45% dari warga Perancis masih ingin tinggal bersama UE, hanya 33% menyatakan keinginan untuk meninggalkannya.
Tapi ini barulah awal. Apakah kecenderungannya naik atau turun? Waktulah yang akan membuktikanm.
