Manusia modern adalah penderita Sindroma Oidipus: terperangkap dalam ‘kutukan’, menyerah pada nasib, dan hidup sia-sia. Karena manusia model demikianlah yang diperlukan oleh sistem riba yang menindas hari ini untuk terus bertahan lestari.
Tapi itu Oidipus versi Sophocless dan para penafsir dominannya. Tidak demikian bagi Dr Ian Dallas.
Benar, manusia modern telah diperangkap dalam ketidakberdayaan, nihilisme, tapi ada jalan keluarnya.
Oidipus, bersama istri keduanya Astymedusa – yang berdiri di samping Oidipus membebaskannya dari menyerah – bergerak maju setelah berhasil memecahkan teka-teki Spink, sang Kuasa Durjana, dan kembali sebagai Raja pembebas umat manusia. Bukan sebagai pengemis buta yang terusir dari negerinya, sambil terus meratapi nasib.
Oidipus and Dionysus ditulis dan ditafsirulang oleh Dr Ian Dallas sebagai upaya membebaskan umat manusia dari jerat sistemik yang menindas, yang telah berlangsung sekitar 500 tahun ini.
Drama ini adalah bagian ke3, dari tiga teks, dalam buku The Entire City karya Dr Ian Dallas. Ketiga teks yang menjadi bahan utama buku ini adalah:
Harold Laski: The Historical Introduction to the Vindiciae Contra Tyrannos
Christopher Marlowe: The Massacre at Paris
Ian Dallas: Oedipus and Dionysus
Ketiga teks dimuat lengkap lalu diberikan komentar oleh Dr Ian Dallas. Ketiganya mencakup analsisi zaman dalam rentang waktu selama 500 tahun. Ini adalah zaman kehgidupan modern ini, yang telah menunjukkan dekadensinya, dan karena itu memerlukan jalan keluarnya bagi masa depan. Dan itulah yang diberikan oleh Dr Ian Dallas.
Dalam pembukaan buku ini, Dr Dallas berkata,
“It proposes that what happens in life occurs simultaneously on three levels, the outward, the inward, and the hidden. Be patient. It is not what you have been taught.”