Upaya para bankir untuk memerangi transaksi tunai terus berlangsung di berbagai belahan dunia. Makin luas dan masif.
Melalui Departemen Keuangan dan Pembangunan Ekonomi Rusia mereka akan mengurangi pembayaran tunai. Kementerian sedang mempertimbangkan untuk melarang pembayaran gaji secara tunai, membatasi pembelian tunai dalam jumlah besar, dan bahkan dengan cara memajaki tiap transaksi tunai.
Para bankir ingin membatasi pembelian secara tunai untuk properti, mobil, dan barang-barang mewah. Mereka melihat contoh India dan Azerbaijan yang baru-baru ini membatasi tidak hanya transaksi tunai, tetapi juga penarikan tunai.
Pada bulan Januari lalu pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan menetapkan batas pembelian tunai sebesar 500.000 rubel (sekitar Rp 115 juta).
Peperangan terhadap transaksi tunai akan memaksa warga hanya bertransaksi secara digital. Ini membuat kendali bankir pada warga akan terjadi secara hampir total. Tujuan akhirnya adalah untuk memudahkan kebijakan bunga 0% dan kebijakan bail in, yakni pemaksaan perampasan uang nasabah, bila terjadi masalah dengan perbankan.
Dalam bentuk digital uang nasabah tidak lagi bisa ditarik secara tunai. Jadi, bahkan dengan bunga negatif pun, nasabah dipaksa tetap menyimpan hartanya di bank. Tak ada lagi penyimpanan tunai di rumah!