Kontroversi soal analogi saya beberapa hari lalu tentang “Divaksin atau tidak adalah hak orang tua. Membahas vaksin dengan para dokter itu serupa dengan membahas miras dengan pemabok,” belum juga selesai, meski telah mereda. Klarifikasi yang saya buat tentang analogi itu pun masih banyak yang tidak memahaminya. Bullying, yang nampak sistematis berlangsung, belum juga sepenuhnya berhenti.
Namun, di tengah kegaduhan itu, ada seorang dokter yang sangat jernih berpikir dan memberikan penjelasan dengan pemahaman yang pas tentang sebuah analogi. Namanya dr Narikodan Muhammad Zaelani, seorang dokter kandungan dari RSAB Az Zahra Palembang.
Dalam akun FB-nya dokter Narikodan menulis:
“Maksud bapak itu, percuma ngomongin vaksin ke dokter (karena menurut dokter, vaksin itu aman dan penting buat manusia, titik, final dan mengikat) sebagaimana percumanya ngomongin miras ke pemabok (karena menurut pemabok miras itu aman dan penting buat pemabok, titik, final dan mengikat), terus menyamakan dokter dengan pemabok itu dari mana ? Itulah yang namanya analogi dok, memberikan kemiripan satu dengan yang lain, nah disini adalah kemiripan PENDAPAT dokter terhadap vaksin dengan PENDAPAT pemabok terhadap miras, sama-sama keukeuh, jadi yang dimiripkan, yang dianalogikan adalah PENDAPAT nya bukan yang lain, begitu dok …”
Atas penjelasan itu banyak netizen menanggapinya. Di antaranya:
Hermi Putriati, menulis: “Menurutku juga begitu. :. Yg lucu dan oon malah ada seorang nakes yg katanya ahli tp menganalogikan halal haram vaksin dengan pisang goreng dan jagung rebus... Itu malah ga nyambung sama sekali.”
Abu Almira Andriansyah Al-Alifi “Hanya orang yang berfikiran jernih yang dapat mencerna maksud Pak Zaim.”
